Kapan Parfum Diciptakan? Siapa Penemunya? Yuk Simak Sejarahnya! – AXL Parfum

Anda mungkin sering menggunakan parfum sebagai sentuhan akhir penampilan. Tapi pernahkah terpikir, bagaimana awal mula aroma wangi ini ada?

Perjalanan parfum ternyata sangat panjang, melintasi ribuan tahun dan berbagai peradaban. Memahaminya bisa menambah apresiasi Anda terhadap setiap botol wewangian yang dimiliki.

Mari kita telusuri bersama sejarah parfum, menjawab kapan dan siapa yang pertama kali menciptakannya.

Mengungkap Sejarah Parfum

Dari ritual kuno hingga menjadi bagian gaya hidup, inilah evolusi parfum yang menarik untuk disimak.

1. Mesopotamia

Jejak wewangian tertua bisa dilacak hingga ke Mesopotamia, sekitar 4000 tahun yang lalu.

Saat itu, bentuknya bukanlah cairan yang disemprot, melainkan asap harum. Asap ini berasal dari pembakaran dupa (incense) yang terbuat dari resin dan kayu aromatik.

Penggunaan dupa ini sangat penting dalam ritual keagamaan. Dari praktik inilah kata “parfum terbaik” lahir, berasal dari frasa Latin “in keeping with fumum” yang berarti “melalui asap”.

Di peradaban ini pula tercatat nama Tapputi-Belatekallim. Ia adalah seorang wanita yang hidup sekitar tahun 1200 SM di Babilonia.

Tapputi dikenal sebagai peracik wewangian dan kimiawan pertama di dunia. Catatan kuno pada pill lempung menjelaskan metodenya mengekstraksi aroma dari bunga, minyak, dan bahan alami lainnya menggunakan pelarut dan alat distilasi sederhana.

Keberadaannya menunjukkan peran penting wanita dalam ilmu pengetahuan dan keahlian teknis sejak zaman kuno.

2. Mesir Kuno

sejarah parfum mesir kuno

Seni meracik wewangian atau perfumery berkembang pesat di Mesir Kuno, dimulai sekitar 3000 SM.

Awalnya, parfum memiliki fungsi sakral yang kuat. Dianggap sebagai manifestasi ilahi, bahkan dipercaya sebagai keringat Dewa Matahari, Ra.

parfum digunakan secara eksklusif dalam ritual keagamaan, persembahan bagi dewa, serta proses pemakaman dan pembalseman Firaun. Bukti nyata terlihat saat makam Firaun Tutankhamun ditemukan. Setelah lebih dari 33 abad, wadah parfum di dalamnya masih mengeluarkan aroma.

Salah satu resep mistis dari Mesir adalah Kyphi, dupa kompleks dari 16 bahan yang dibakar untuk ritual malam.

Seiring waktu, penggunaan parfum meluas ke masyarakat, terutama kalangan atas. parfum menjadi bagian dari kebersihan pribadi, kesenangan, dan penanda standing sosial.

Metode unik mereka adalah memakai kerucut lilin padat yang dicampur wewangian di kepala. Panas tubuh akan melelehkan lilin, mengalirkan aroma ke rambut dan tubuh. Praktik ini menandai dimulainya penggunaan bunga sebagai bahan parfum.

Ratu Cleopatra juga terkenal menyukai parfum sebagai alat daya tarik. Legenda menyebut ia melapisi layar kapalnya dengan minyak wangi saat bertemu Mark Antony.

3. Yunani dan Romawi

sejarah parfum yunani kuno

Perkembangan berlanjut di Yunani Kuno. Mereka dianggap bangsa pertama yang berhasil mengembangkan parfum dalam bentuk cair, meski teknik distilasi baru disempurnakan nanti.

Di Yunani, parfum sangat terkait dengan kebersihan dan kesehatan. Pemandian umum sering menyediakan minyak wangi. Filsuf Hippocrates bahkan menggunakan wewangian untuk pengobatan.

sejarah parfum romawi

Namun, bangsa Romawi lah yang membawa penggunaan parfum ke tingkat yang sangat mewah. Mereka mengimpor bahan-bahan langka seperti mur dan kemenyan dalam jumlah besar.

parfum menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Digunakan untuk mengharumkan tubuh, rumah, pakaian, pemandian umum, bahkan hewan peliharaan.

Dalam perjamuan mewah, kadang terlihat air mancur parfum. parfum menjadi simbol standing, kekuasaan, dan kemewahan absolut, meskipun ada kritik mengenai pemborosannya.

4. Dunia Islam

Setelah Mesir, Persia (Iran kuno) menjadi pusat inovasi penting. Para raja Persia punya aroma khas mereka sendiri.

Kontribusi paling signifikan datang dari dunia Islam selama Zaman Keemasannya (sekitar abad ke-9 hingga 13 M). Para sarjana dan ahli kimia Arab serta Persia membuat kemajuan pesat.

Tokoh paling berpengaruh adalah Ibnu Sina (Avicenna), seorang filsuf dan dokter Persia (980–1037 M). Ia menyempurnakan proses distilasi uap untuk mengekstrak minyak esensial dari kelopak bunga, pertama kali pada mawar. Metode ini tetap basic hingga hari ini.

arfum

Ilmuwan di dunia Islam juga mengembangkan penggunaan alkohol sebagai medium ekstraksi dan pelarut. Ini inovasi krusial yang memungkinkan ekstraksi esens yang lebih murni, stabil, dan berkualitas tinggi.

Mereka juga memperkenalkan bahan baru seperti kesturi (musk) dan ambergris. Karya tulis seperti “Kitab Kimia parfum dan Distilasi” oleh Al-Kindi menunjukkan pentingnya parfum saat itu.

5. Eropa Abad Pertengahan

pelabuhan pengiriman abad pertengahan

Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, penggunaan parfum untuk kesenangan pribadi menurun di Eropa. Lebih terbatas pada ritual gereja dan pembalseman.

Pengetahuan tentang wewangian kembali masuk melalui Perang Salib, membawa bahan dan teknik dari Timur Tengah.

Pada masa ini, kondisi sanitasi di kota-kota Eropa sangat buruk. Kebersihan pribadi bukan prioritas, sehingga bau badan menjadi masalah. parfum kemudian berfungsi praktis untuk menutupi bau tak sedap.

Wewangian juga dipercaya memiliki khasiat medis untuk melawan wabah penyakit seperti Maut Hitam (Black Loss of life). Orang percaya aroma wangi bisa membersihkan udara busuk (miasma).

parfum dan black demise

Banyak yang membawa pomander, bola logam berlubang berisi bahan aromatik, untuk dihirup saat melewati house berbau sebagai perlindungan.

Tonggak penting terjadi pada tahun 1370 dengan penciptaan ‘Hungary Water’. Dibuat atas perintah Ratu Elizabeth dari Hongaria, ini adalah parfum trendy pertama yang menggunakan alkohol sebagai pelarut utama, membuatnya lebih ringan dan mudah menguap.

6. Renaissance dan Pencerahan

Generation Renaissance membangkitkan kembali minat pada seni dan kemewahan, termasuk parfum. Italia, dengan kota dagang seperti Florence dan Venesia, menjadi pelopor awal.

Namun, pusat industri parfum bergeser ke Prancis pada abad ke-16. Momen kuncinya adalah ketika Catherine de Medici dari Italia menikah dengan Raja Prancis Henry II. Ia membawa serta tren parfum dan ahli parfum pribadinya ke Prancis.

Sejak itu, Prancis, terutama kota Grasse di selatan, mengukuhkan posisinya sebagai jantung industri parfum dunia.

Awalnya, Grasse dikenal karena industri penyamakan kulit yang menghasilkan bau tak sedap. Untuk mengatasinya, para penyamak mulai mengharumkan produk kulit mereka, terutama sarung tangan, dengan ekstrak bunga lokal.

parfum dan sarung tangan kulit

Tren sarung tangan wangi ini dipopulerkan Catherine de Medici dan menjadi sangat modis. Permintaan tinggi, ditambah iklim Grasse yang excellent untuk budidaya bunga parfum (mawar, melati, tuberose, lavender), mendorong transformasi ekonomi kota itu.

Para penyamak kulit beralih menjadi pembuat parfum. Teknik ekstraksi seperti maserasi (rendam dalam lemak panas) dan enfleurage (bunga di atas lemak dingin) berkembang di sini.

Penggunaan parfum sebagai simbol kemewahan mencapai puncaknya di kalangan bangsawan. Istana Raja Louis XIV di Versailles dijuluki ‘l. a. cour parfumée’ (istana yang diharumkan).

Pada periode ini juga lahir Eau de Cologne. Sekitar tahun 1709, Johann Maria Farina di Köln (Cologne), Jerman, menciptakan “Aqua Admirabilis”. Ramuan berbasis alkohol dengan aroma segar citrus ini awalnya dipasarkan sebagai obat, namun segera populer sebagai wewangian pribadi (kemudian dikenal sebagai 4711).

7. Revolusi Kimia Sintetis

Abad ke-19 menjadi saksi revolusi besar: penemuan dan pengembangan molekul aroma sintetis. Kemajuan kimia organik memungkinkan ilmuwan mengisolasi dan menciptakan senyawa aroma di laboratorium.

Coumarin, disintesis tahun 1868, menjadi molekul sintetis pertama yang digunakan secara komersial dalam parfum (Fougère Royale, 1882). Aromanya manis seperti biji tonka.

Vanillin, komponen utama vanila, berhasil disintesis tahun 1874. Ini memberikan alternatif yang lebih murah dan stabil dibanding ekstrak alami.

Aldehida, kelompok senyawa organik, terkenal karena penggunaannya yang signifikan dalam Chanel No. 5 (1921). Aldehida memberikan efek “berkilau”, “bersih”, atau “abstrak” pada parfum, tidak hanya meniru aroma alam.

Musk Sintetis (‘White Musk’) dikembangkan sebagai alternatif etis dan ekonomis untuk musk alami dari rusa kesturi. Aromanya cenderung ‘bersih’ dan lembut, efektif sebagai fiksatif (memperpanjang daya tahan parfum).

Pengenalan bahan sintetis ini membawa dampak besar. parfum menjadi lebih inovatif dengan aroma baru yang tak mungkin dari alam. Produksi massal menjadi mungkin, membuat parfum lebih terjangkau. Kinerja dan daya tahan aroma meningkat. Penggunaan sintetis juga membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam langka.

Kehadiran sintetis juga mengubah konsep aroma. Perfumer bisa menciptakan wewangian abstrak yang membangkitkan perasaan atau ide, tidak hanya meniru bunga atau buah.

8. Industri Parfum Saat Ini

Generation modernisasi ditandai lahirnya Logo-Logo parfum legendaris seperti Guerlain, Chanel, dan Dior.

Peluncuran Chanel No. 5 pada tahun 1921 menjadi tonggak sejarah. Penggunaan aldehida dalam konsentrasi tinggi dianggap revolusioner, menciptakan aroma abstrak yang berbeda dari parfum floral dominan saat itu. Popularitasnya meledak international, terutama setelah diasosiasikan dengan Marilyn Monroe.

Struktur komposisi parfum trendy umumnya mengikuti piramida: Best Notes (awal, segar, cepat hilang), Center Notes (inti, jantung parfum), dan Base Notes (akhir, tahan lama, fondasi).

Desain botol dan pemasaran juga menjadi sangat krusial dalam menentukan kesuksesan sebuah parfum.

Memasuki abad ke-21, industri terus berinovasi. Beberapa tren utama yang muncul meliputi:

  • Area of interest Perfumery: Kebangkitan Logo independen skala kecil yang fokus pada kualitas bahan baku tinggi, keunikan komposisi, dan kreativitas artistik.
  • Parfum Unisex: Meningkatnya popularitas wewangian yang dirancang untuk semua gender, mendobrak batasan tradisional.
  • Keberlanjutan dan Etika: Tumbuhnya kesadaran akan isu lingkungan dan etika, mendorong penggunaan bahan baku berkelanjutan dan praktik produksi bertanggung jawab.
  • Teknologi Baru: Pemanfaatan teknologi seperti Headspace, yang memungkinkan penangkapan molekul aroma dari objek hidup tanpa merusaknya, untuk direplikasi secara sintetis.

Memaknai Perjalanan Aroma Anda

Jadi, kapan parfum diciptakan? Jejaknya bisa ditelusuri kembali sekitar 4000 tahun lalu di Mesopotamia. Siapa penemu parfum pertama yang tercatat? Seorang wanita bernama Tapputi.

Mengapa parfum diciptakan? Tujuannya berkembang dari ritual keagamaan, penanda standing, kebersihan, perlindungan dari penyakit, hingga kini menjadi bentuk ekspresi diri dan bagian dari seni.

Semoga dengan mengetahui sejarah panjang ini, Anda semakin menghargai setiap aroma yang Anda kenakan. Di balik sebotol parfum terbaik favorit Anda, tersimpan kisah peradaban, inovasi ilmu pengetahuan, dan sentuhan seni yang terus berkembang selama ribuan tahun.

parfum kualitas internasional

上一篇
下一篇